Minggu, 01 Agustus 2010

TITRASI ASAM BASA

Writed by: Delviana Br. Sidabalok
 Editor: Soni sascori



I. PENDAHULUAN
  
Titrasi adalah suatu cara penentuan kadar suatu larutan dengan menambahkan larutan penguji yang dapat bereaksi dengan larutan, yang ingin ditentukan kadarnya.Larutan penguji disebut “TITRAN” sedangkan larutan yang ingin diuji kadarnya disebut “TITRAT / TITER”.


A. Prinsip Titrasi Asam basa
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titrat ataupun titran. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titran ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titran dan titrat tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”.
Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titrat yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titrat maka kita bisa menghitung kadar titran.

B. Cara Mengetahui Titik Ekuivalen
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa.
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titran untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalent”.
2. Memakai indicator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan.
Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis. Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indikator yang perbahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indikator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes.
Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indicator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan. Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indicator disebut sebagai “titik akhir titrasi”.

C. Rumus Umum Titrasi
Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan mol-ekuivalent basa, maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut:
mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa
Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume maka rumus diatas dapat kita tulis sebagai:
NxV asam = NxV basa
Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:
nxMxV asam = nxVxM basa

 

II. TUJUAN              
   
Adapun tujuan dilakukannya praktikumini yaitu untuk mempelajari cara menentukan konsentrasi suatu asam atau basa dengan cara titrasi

III.  METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan 

Peralatan yang digunakan  dalam percobaan ini adalah buret, statif, klem, erlenmeyer, gelas ukur, dan gelas kimia. Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Basa (NaOH 0,1M), Larutan Asam (HCl xM), dan indikator Phenoptalen (indikator PP)

3.2 Cara Kerja
    
1. Pasang rangkaian alat Titrasi




2. Cuci alat Titrasi dengan Aquades dengan memasukkannya kedalam buret. Buka keran biarkan hingga habis.
3.Tutup keran, masukkan larutan NaOH 0,1M dengan gelas kimia hingga larutan tepat pada skala 0.
4. Ambil 10ml larutan HCl dengan gelas ukur, tuang dalam tabung Elemeyer.
5. Tambahkan indikator PP sebanyak 2 tetes.
6. Lakukan Titrasi , hingga larutan dalam elemeyer berubah menjadi warna pink, hentikan.
7. Catat Volume NaOH yang digunakan Vakhir – Vawal.
8. Lakukan langkah 4-7 sebanyak 3 kali.



IV. HASIL 
A. Tabel Titrasi
No.
Vol HCl xM (ml)
Vol NaOH 0,1M (ml)
1
10
7 (0-7)
2
10
8 (7-15)
3
10
7 (15-22)

B. Perhitungan         
a)      Hitunglah Volume rata-rata NaOH !
b)      Hitung Konsentrasi HCl !


a.  Vrata-rata =  (7 + 8 + 7) : 3   =   22 :3 =  7,3
b.  V1 x M1 = V2 x M2
10 . x     = 7,3 . o,1
10x     = 0,73
x      = 0,073
Jadi konsentrasi HCl adalah 0,073 M


V. KESIMPULAN      

Kadar atau konsentrasi HCl (asam) dapat ditentukan melalui proses titrasi, yaitu dengan mereaksikan HCl (titrat) yang ditambahkan 2 tetes indicator PP dengan NaOH (titran). Titrasi harus dihentikan bila larutan HCl yang dicampurkan dengan 2 tetes indikator berubah warna dari bening hingga menjadi pink. Volume NaOH yang digunakan akan mempengaruhi hasil konsentrasi dari HCl tersebut, sehingga harus sangat berhati-hati melakukan praktikum ini. Setelah volume NaOH (basa) diketahui, barulah Konsentrasi HCl (asam) bisa dihitung.